5 Kisah Mitos yang Ada di Pasemah Air Keruh, Salah Satunya Keberadaan Naga di Sungai Air Keruh

Reporter: Fran Sinatra |

Editor: Fazlul Rahman |

Selasa , 23 Jan 2024 - 15:20

5 Kisah Mitos yang Ada di Pasemah Air Keruh, Keberadaan Naga di Sungai Air Keruh. Foto ilustrasi fran sinatra/bing image creator ai/koranrb.id.--

5 kisah mitos yang ada di pasemah air keruh, salah satunya keberadaan naga di sungai air keruh                            bengkulu, koranrb.id- umumnya pada masa sekarang, masyarakat sudah jarang yang mempercayai hal-hal yang bersifat mitos.
apalagi jika mitos tersebut menceritakan tentang makhluk gaib, astral ataupun makhluk halus lainnya.
namun tidak dengan masyarakat pasemah air keruh, sebagian dari mereka masih mempercayai akan adanya mitos yang terjadi pada zaman dahulunya.
ada banyak sekali cerita mitos yang ada di desa lawang agung, kecamatan pasemah air keruh (paiker), kabupaten empat lawang, provinsi sumatera selatan.
baca juga:985 ptps dilantik, ketua bawaslu beri peringatan ini 
baca juga:mitos keberadaan suku gaib di indonesia, benarkah manusia bisa menikahi orang bunian?
umumnya di pasemah air keruh, dimana kisah mitos tersebut dituturkan secara turun temurun oleh para tetua yaitu para nenek lanang (datuk).
di pasemah air keruh, biasanya nenek lanang (datuk) menceritan kisah-kisah mitos tersebut kepada anak cucunya, pada saat santai ataupun di saat menjelang tidur.
dikutip dari berbagai sumber, berikut 5 mitos yang menyeramkan yang ada di pasemah air keruh, adalah sebagai berikut:
1. keberadaan naga
baca juga:tekankan netralitas, bawaslu beri pesan kepada seluruh guru honorer
baca juga:menilik keberadaan suku muyu di papua, mempunyai kekuatan supranatural 
mitos adanya seeokor naga yang menghuni sungai ayik kegho (air keruh) yang terdapat di pasma air keruh, yang berdiam di hulu sungai.
hal tersebut pernah diungkapkan oleh mada, salah seorang warga desa lawang agung, kecamatan pasemah air keruh, kabupaten empat lawang, provinsi sumatera selatan.
mada mengatakan, sekitar pada tahun 1990-an pernah terjadi banjir bandang yang melanda desa lawang agung dan sekitarnya.
dimana banjir pada waktu itu telah menimbulkan banyak kerugian yang dialami oleh masyarakat desa lawang agung, pasemah air keruh.
baca juga:ketua pwi: sengketa pers ditangani dengan undang-undang pers
baca juga:penghuni tanah papua dan tradisi uniknya suku dani, suku yang suka berperang
walau tidak menimbulkan korban jiwa, tetapi telah banyak kerusakan dari banjir tersebut, banyak hewan ternak yang mati, bahkan ada juga rumah warga yang bergeser akibat dari derasnya terjangan banjir tersebut.
ditengah kepanikan warga pada saat banjir tersebut, terdengar kabar, ada salah seorang warga desa yang menemukan subutir telur yang hanyut terbawa derasnya air bandang tersebut.
adapun telur yang hanyut tersebut, bukanlah telur biasa karena bentuknya yang berbeda dari ukuran telur pada umumnya.
dimana telur yang ditemukan warga desa tersebut berukuran sangat jumbo, yaitu berukuran dengan panjangnya sekitar 1 meter dan berdiameter sekitar 50 cm.
baca juga:capres ganjar tidak datang, pdip sampaikan jadwal mahfud ke bengkulu 
baca juga:suku amungme papua yang terasing dari tanahnya sendiri, begini penjelasannya
setelah berdiskusi dengan kepala desa dan para tetua desa, maka telur yang ditemukan tersebut dihanyutkan kembali ke sungai air keruh pada saat itu juga.
dari penemuan telur yang berukuran jumbo tersebut itulah, maka mitos keberadaan akan adanya naga yang berdiam di hulu sungai ayik kegho (air keruh) tersebut diyakini memang ada.
2. mat sumai
mat sumai digambarkan sebagai makhluk astral, dimana makhluk ini suka menculik anak-anak sewaktu menjelang magrib.
baca juga:diduga sosok mirip perempuan curi tabung gas indekos
baca juga:sejarah dan tradisi suku asmat, punya seni mengukir yang handal
konon, pernah ada suatu kejadian seorang anak kecil berumur sekitar 1 tahun yang di culik oleh makhluk tersebut.
pada masa itu ada keluarga kecil yang pulang dari kebuna menuju pondoknya, dimana anaknya yang berumur sekitar 1 tahun tersebut di dudukkan di teras pondok.
adapun ibu dari anak tersebut sibuk memasak di dapur sedangkan ayahnya mengurus hewan ternak yang di padangkan.
setelah sang ayah pulang ke pondok dan tidak menemukan anaknya di teras, kemudian ia menanyakan keberadaan anak mereka dengan istrinya.
baca juga:timbulkan kn rp1,4 miliar, ini penjelasan ahli tentang perkara korupsi kur bsi
baca juga:sejarah dan tradisi suku asmat, punya seni mengukir yang handal
lalu suami istri tersebut mencari keberadaan anaknya. pada saat itu waktu hampir magrib, namun mereka masih mencari anaknya tersebut.
mereka mencari sampai ke tengah kebun, kemudian sayup-sayup terdengar dari kejauhan suara anak-anak yang sedang menangis.
lalu keduanya mengikuti asal dari suara tangisan tersebut, tidak lama kemudian mereka tiba di tengah kebun yang terdapat sebuah batu besar dan tinggi.
dipuncak batu yang tinggi tersebut, duduklah sang anak sambil menangis, kemudian sang ayah menurunkan anaknya sambil membatin, “mustahil” bahwa anaknya yang masih kecil dapat memanjat batu besar tersebut.
baca juga:oknum guru masih bantah dugaan c*b*l* 24 siswi, hb : mungkin tersentuh
baca juga:ini daftar 5 suku terbesar di papua, punya tardisi unik
dari kisah tersebut, jika menurut nalar manusia, tidak mungkin seorang anak yang masih berumur sekitar 1 tahun dapat memanjat batu yang berukuran besar dan tinggi serta jauh dari pondok tempat tinggal mereka.
dimana hal tersebut dikaitkan dengan adanya mitos akan keberadaan mat sumai, sejenis makhluk gaib.
3. hantu gak grigak
konon pada masa lalu, ada sesosok makhluk halus yang suka mengganggu masyarakat desa, terutama bagi mereka yang menetap di perkebunan.
baca juga:pamit ke sekolah, siswi ini 10 hari belum pulang 
baca juga:fakta unik keberadaan suku gaib di indonesia,punya harta melimpah dan bikin merinding
adapun kemunculan makhluk tersebut disertai dengan suara “gak grigak”.
menurut cerita orang tua zaman dulu, hantu gak grigak ini sering muncul pada malam hari dan menculik anak-anak.
4. hantu tinggi
mitos akan keberadaan hantu tinggi, ternyata bukan hanya ada pada zaman dulu saja.
dimana pernah diceritakan oleh salah seorang warga masyarakat desa lawang agung, waktu itu ia pergi berniaga (berdagang) ke kota bengkulu.
baca juga:bawaslu ingatkan penyelenggara pemilu periksa kesehatan 
biasanya ia berangkat bersama beberapa orang dengan mobil beriringan, namun pada waktu itu ia berangkat hanya berdua saja.
ditengah perjalanan, sebelum menyeberangi jembatan kuning yang cukup jauh dari rumah penduduk, tiba-tiba saja cuaca berubah mendung.
mobil yang mereka kendarai tiba-tiba saja berjalan pelan, walaupun pedal gasnya sudah di injak full.
tiba-tiba saja kawan disebelahnya berteriak, ada sosok berbaju putih yang bersender di pohon beringin yang ada di seberang jalan.
baca juga:menilik suku bawean dan budaya perantaunya yang terkenal
setelah mereka perhatikan, sosok tersebut semakin lama meninggi mengikuti tingginya pohon yang di senderinya tersebut.
mereka terus memacu mobil dengan panik, setelah waktu yang dirasa lama berlalu pada akhirnya mereka dapat menyeberangi jembatan kuning tersebut.
dari cerita masyarakat sekitar, bahwa pada zaman dulunya memang ada cerita orang yang bertemu dengan hantu tinggi tersebut.
5. sebaba
konon, makhluk ini digambarkan sangat mirip dengan manusia, namun mempunyai perbedaan yaitu tidak adanya lekukan antara hidung dengan bibir seperti yang ada pada manusia.
baca juga:sempat sokong rp300 juta, uji lab lingkungan digratiskan 
baca juga:sejarah, kebudayaan dan adat istiadat suku betawi, begini kisah awal kemunculannya
selain itu, terdapat juga perbedaan lainnya yaitu tumit kakinya terbalik, yaitu berada di depan sedangkan pada manusia tumit berada di belakang.
menurut cerita para orang tua zaman dulu, dimana makhluk ini sangat mirip dengan manusia, tetapi tidak diketahui mereka dari jenis makhluk apa.
menurut cerita orang tua pada zaman dulunya, sebaba ini sangat suka mengikuti ataupun menuruti apa yang dikerjakan oleh para penduduk.
dimana sebaba ini, sering kali merusak apa yang dikerjakan oleh para petani, misalkan pada saat membuat papan yang digesek memakai senso di hutan.
baca juga:hingga februari stok blangko e-ktp masih aman
baca juga:sejarah dan budaya merantau suku madura, kamu sudah tahu belum? 
setelah beristirahat membuat papan dengan memakai senso, penduduk setempat kembali ingin melanjutkan membuat papan.
namun setelah mereka sampai ditempat tersebut, terlihat senso masih hidup dengan papan-papan yang sudah rapi menjadi hancur dan tidak beraturan.
karena penasaran, lalu salah seorang warga mengambil uwi (rotan), kemudian ia mengikat dirinya sendiri dengan rotan tersebut, lalu melepaskan ikatannya dengan sangat cepat.
setelah itu mereka pergi berpura-pura istirahat dan meninggalkan uwi (rotan) tersebut dilokasi.
baca juga:mahasiswa ancam cabut paksa apk, bawaslu beri penjelasan mengejutkan
baca juga:tradisi unik panggil nama orang tua memakai nama anak, hingga asal-usul suku baduy
kemudian mereka mengintai dari tempat persembunyian, tidak lama muncullah sosok yang mirip dengan manusia.
sosok tersebut kemudian mengambil uwi (rotan) yang ditinggalkan tersebut, lalu mengikatkan dirinya dengan rotan.
namun makhluk tersebut tidak bisa melepaskan dirinya dari ikatan tali rotan tersebut.
baca juga:curi ayam, kakek asal kaur nyaris digebuk massa
baca juga:asal-usul hingga tradisi suku tengger, salah satunya upacara kasada
karena kasihan, para penduduk akhirnya melepaskan makhluk tersebut.
kita boleh percaya ataupun tidak dari kebenaran dari mitos yang ada tersebut, hal ini tergantung dari diri kita sendiri untuk menyikapinya.(**)

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Rakyat Bengkulu, Sabtu 15 Maret 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan