Ini Upaya Pertamina Antisipasi Antrean Pengisian BBM di SPBU

ANTREAN: Salah satu SPBU yang berada di Jalan Pangeran Natadirja KM 6,5 saat dipadati kendaraan yang ingin mengisi BBM pada Rabu 23 April 2025. RENO/RB--
Hal tersebut juga, merupakan respons atas kondisi pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai di Bengkulu yang sampai saat ini masih terjadi.
“Pertamina Patra Niaga mengambil langkah-langkah mitigasi untuk memastikan distribusi dan ketersediaan BBM tetap aman bagi masyarakat,” terangnya.
BACA JUGA:Terancam Pidana, Pemdes Tanjung Alam Diduga Merugikan Keuangan Negara
BACA JUGA:Kejari Mulai Penghitungan Kerugian Negara Perjalanan Dinas Setwan Kaur
Meskipun kondisi tersebut berdampak pada akses kapal pengangkut BBM ke pelabuhan, Nikho menegaskan bahwa Pertamina tetap berkomitmen menjaga keandalan suplai energi di Provinsi Bengkulu.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Bengkulu, Ir. H. Mian meminta Pertamina Patra Niaga Wilayah Bengkulu atasi kelangkaan BBM dalam waktu 2 hari.
Saat ini, di beberapa SPBU Provinsi Bengkulu mengalami kelangkaan BBM dan tidak jarang terjadi antrean kendaraan yang cukup panjang.
Atas adanya hal tersebut, secara langsung Wagub, Mian memanggil Sales Branch Manager Pertamina Patra Niaga Wilayah Bengkulu, Wiwiet Wijaya untuk mengatasi kelangkaan BBM tersebut.
“Intinya, bagaimana mengatasi BBM supaya tidak langka lagi. Saya kasih waktu (Pertamina, red) deadline 2 hari atasi kelangkaan apapun itu,” kata Mian.
Kelangkaan BBM, khususnya jenis Pertamax berimbas kepada Pengusaha Pertashop di Bengkulu yang mengaku merugi lantaran pasokan Pertamax tersebut tidak kunjung tersedia sejak 2 hingga 3 minggu terakhir.
“Pasokannya langka, kasian mereka yang sudah menanamkan modalnya untuk Pertashop, kita minta tolong deadline dua hari (kelangkaan) Pertamax segera diatasi,” tambahnya
Ditambahkan Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Bengkulu, R.A Denni menerangkan antrean yang terjadi akibat dari terhambatnya pendistribusian BBM yang dilakukan melalui jalur darat, sebab melalui jalur laut Pelabuhan Pulau Baai belum memungkinkan.
“Terhambatnya suplai BBM ini dampak dari pendangkalan alur pelabuhan kita, sehingga minyak kita tidak melalui jalur laut melainkan dari jalur darat,” jelas Denni.
Pengiriman melalui jalur darat tersebut sudah dilakukan secara keseluruhan sejak Maret 2025 lalu, untuk pemenuhan kebutuhan BBM di Kabupaten Lebong, Rejang Lebong dan Kabupaten Kepahiang disuplai dari Lubuklinggau.
Sementara untuk Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Bengkulu Tengah dari Provinsi Sumatera Barat, dan untuk Kabupaten Kaur, Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Seluma datang dari Provinsi Lampung.