Hingga Pertengahan April, Terjadi 4.801 Kasus ISPA

CEK: Salah satu warga Kota Bengkulu saat mengecek kesehatan di stand cek kesehatan gratis beberapa waktu lalu.--IST/RB
BENGKULU, KORANRB.ID - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu mencatat Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menjadi penyakit dengan pengidap terbanyak sepanjang 4 bulan terakhir.
Kepala Dinkes Provinsi Bengkulu, H. Moh. Redhwan Arif, S.Sos melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Ruslian, S.KM, M.Si menerangkan hingga saat ini ISPA mendominasi jumlah kasus terbanyak diantara kasus penyakit lainnya.
“Sepanjang 4 bulan di 2025 ini, ISPA ini sangat mendominasi, dari catatan terdapat 4.801 kasus,” terangnya.
Jumlah tersebut merupakan jumlah keseluruhan pengidap di 10 Kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu yang didapatkan dari tenaga surveilans yang berada di setiap Fasilitas Kesehatan (Faskes), seperti rumah sakit dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
BACA JUGA:Kapal Penghisap Pasir Tak Kunjung Tiba, KMP Pulo Tello Tetap Lego Jangkar
“Setiap pekan tenaga surveilans selalu update jangkauan penyakit yang terjadi pada pasien,” terangnya.
Ia membeberkan Kabupaten Rejang Lebong menjadi daerah penyumbang terbanyak kasus ISPA dengan torehan 1.359 pengidap, kemudian disusul Kabupaten Bengkulu Tengah dengan jumlah 1.291 pengidap, dan di urutan ketiga Kabupaten Mukomuko dengan jumlah 1.140 pengidap ISPA sepanjang 2025 ini.
“Ada 3 kabupaten yang jadi penyumbang terbanyak, ada Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Mukomuko, dan Kabupaten Bengkulu Tengah,” ujarnya.
Kemudian untuk Kabupaten Bengkulu Utara tercatat sebanyak 644 kasus, Kabupaten Kaur 196 kasus, dan Kabupaten Bengkulu Selatan sebanyak 171 kasus.
BACA JUGA:Sukseskan PKG, Bupati Fikri Minta Dinkes, Puskesmas dan RSUD Jemput Bola
Sementara untuk Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Seluma, Kabupaten Lebong dan Kota Bengkulu masih di bawah angka tersebut, menjadikan daerah tersebut masih minim pengidap penyakit ISPA.
“ISPA ini memang menjadi salah satu masalah kesehatan yang cukup signifikan di Provinsi Bengkulu maupun nasional,” bebernya.
Ruslian menyebutkan ada beberapa faktor peningkatan penyebaran ISPA tersebut seperti pathogen, yakni virus, bakteri, dan jamur.
Namun ada berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan imunitas atau antisipasi diri agar tidak mudah terserang ISPA, seperti meningkatkan kesadaran tentang pentingnya sanitasi dan ventilasi alias sirkulasi udara yang baik, kemudian meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.