3 Bulan Berjalan, Dinkes Provinsi Bengkulu Catat 590 Kasus DBD

FOGING: Salah satu petugas kesehatan yang tengah membasmi nyamuk DBD dengan cara memoging lingkungan disalah satu daerah di Provinsi Bengkulu beberapa waktu lalu. IST/RB--
KORANRB.ID – Demam Berdarah Dengue (DBD) masih terjadi, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu mencatat sebanyak 590 kasus terjadi hingga Maret 2025.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Bengkulu, Ruslian, S.KM, M.Si. menerangkan meskipun hingga saat ini DBD diprovinsi Bengkulu tercatat sebanyak 590 kasus.
Jumlah tersebut menjadi jumlah yang cukup rendah dibandingkan wilayah provinsi lainnya di Indonesia.
“Jumlahnya sampai saat ini masih dapat dikatakan jumlah yang cukup rendah dibandingkan provinsi lainnya, dan jumlah tersebut juga merupakan jumlah total baik itu hanya gejala ataupun benar-benar DBD,” ujarnya.
BACA JUGA:Warga Seluma Diringkus Polsek Selebar, Diduga Aniaya Pacar
Ia membeberkan kasus DBD atau gejala DBD paling banyak terjadi di Kabupaten Rejang Lebong dengan jumlah 156 kasus, kemudian disusul Kota Bengkulu sevanyak 138 kasus, Kabupaten Kepahiang sebanyak 75 kasus.
“Rejang Lebong, Kota Bengkulu dan Kepahiang ini menjadi daerah penyumbang jumlah DBD atau gejala DBD terbanyak selama 11 pekan pertama di 2025,” ujarnya.
Sementara untuk Kabupaten Bengkulu utara sebanyak 45 kasus, Bengkulu Selatan sebanyak 44 kasus, Kabupaten Lebong 43 kasus, Kabupaten Kaur 34 kasus, Kabupaten Seluma sebanyak 25 kasus, Kabupaten Mukomuko sebanyak 23 kasus dan paling sedikit terjadi di Kabupaten Bengkulu tengah dengan jumlah sebanyak 15 kasus.
“Untuk data dan jumlah yang kita dapatkan ini bersumber dari data yang dilaporkan oleh tim survelen hasil dari catatan setiap Faskes yang ada di Provinsi Bengkulu,” terangnya.
BACA JUGA:Kurangi Kecelakaan Selama Lebaran, Mobil Bak Terbuka Dilarang Angkut Penumpang
Ruslian menyebutkan untuk DBD ini sendiri tentunya akibat dari gigitan nyamuk jenis Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Untuk mengentikan penyebaran penyakit tersebut masyarakat diminta untuk menjaga kebersihan dan menutup semua genangan air yang berpotensi sebagai tempat berkembang biak dari nyamuk berbahaya tersebut.