Ramadan, Kunjungan Wisatawan ke Rumah Pengasingan Soekarno Menurun

TEMPAT BERSEJARAH: Rumah Bekas Kediaman Bung Karno di Jalan Soekarno Hatta No.8, Kelurahan Anggut Atas, Kota Bengkulu.--Leo Ferda Dinata/RB
BACA JUGA:Kisruh Pengurangan Takaran Minyakita, Satgas Pangan Polresta Bengkulu Sidak
Bekas rumah pengasingan Soekarno ini terletak di Jalan Soekarno Hatta No.8, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu.
Bangunan ini menjadi saksi sejarah pengasingan Bung Karno oleh Pemerintah Kolonial Belanda, setelah sebelumnya diasingkan di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Dibangun pada tahun 1918, rumah ini memiliki luas sekitar 162 m² dengan ukuran 9 x 18 meter, berbentuk persegi panjang dengan atap limas.
Arsitekturnya merupakan perpaduan Eropa dan Tionghoa, dibangun oleh Tjang Tjeng Kwai, seorang penyalur bahan pokok untuk pemerintah kolonial Belanda.
BACA JUGA:Perpusda Harus Berinovasi, Tingkatkan Jumlah Pengunjung
Saat Soekarno diasingkan, rumah ini dimiliki oleh seorang pedagang keturunan Tionghoa bernama Lion Bwe Seng.
Nilai historis rumah ini semakin kuat dengan keberadaan sumur bersejarah yang airnya pernah dibawa oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu ke Ibu Kota Negara (IKN) dalam acara penyatuan tanah dan air.
Salah satu pengunjung asal Kota bengkulu, Cahya, mengaku datang bersama keluarganya untuk mengenang jasa Proklamator Indonesia.
"Mengingat pahlawan kita yang pertama yang membela negara Indonesia, maka saya ingin berkunjung ke rumah peninggalan Soekarno ini. Peninggalannya sangat terjaga sekali," ujar Cahya.
BACA JUGA:KASAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak Kunker ke Bengkulu, Ini Agendanya
Selain itu, ini merupakan kunjungannya yang kedua ke rumah bersejarah tersebut.
Untuk mempermudah akses, pengelola telah menerapkan sistem pembayaran tiket masuk secara QRIS, dengan tarif Rp3.000 untuk anak-anak dan Rp5.000 untuk dewasa.
Rumah ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB, memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengenal lebih dekat kehidupan Soekarno selama masa pengasingannya di Bengkulu.
Meskipun jumlah pengunjung menurun selama Ramadan, bekas rumah pengasingan Soekarno tetap menjadi bagian penting dalam mengenalkan sejarah bangsa kepada generasi muda.