Mengasah Spiritualitas dan Solidaritas Pada Bulan Ramadhan

OPINI: Prof. Dr. Emilda Sulasmi, M.Pd. (ASN Provinsi Bengkulu dan Guru Besar Bidang Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara)--

OPINI: Prof. Dr. Emilda Sulasmi, M.Pd. (ASN Provinsi Bengkulu dan Guru Besar Bidang Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara)

Ramadhan adalah bulan istimewa bagi umat Islam untuk memperdalam keimanan, memperbaiki diri, serta mempererat tali persaudaraan. Di bulan penuh berkah ini, setiap individu didorong untuk membaca, memahami, dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an dengan sepenuh hati.

Dengan mempelajari setiap ayat secara mendalam, kita dapat menemukan jawaban atas berbagai persoalan hidup, memperkuat tekad dalam menghadapi ujian, serta membangun karakter yang lebih bijaksana. Ibadah yang dilakukan dengan sungguh-sungguh tidak hanya meningkatkan kualitas spiritual pribadi tetapi juga memengaruhi cara kita berinteraksi dalam kehidupan sosial.  

Selain membaca Al-Qur’an, pelaksanaan shalat, khususnya shalat tarawih dan qiyamul lail, menjadi sarana penting untuk mendekatkan diri kepada Allah. Saat shalat berjamaah, terasa kehangatan dan dukungan dari sesama, yang semakin mempererat ikatan persaudaraan.

BACA JUGA:Safari Ramadhan Perdana, Pemkab Bengkulu Tengah Sasar 4 Lokasi Berbeda

BACA JUGA:Tips Mengatasi Penyakit Maag Saat Sedang Berpuasa di Bulan Ramadhan

Melalui kekhusyukan dalam shalat, kita memperoleh keseimbangan antara kehidupan emosional dan spiritual, serta mendapatkan ketenangan batin yang sangat berharga dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.  

Ramadhan juga mengajarkan kita untuk berbagi melalui sedekah. Membantu sesama, baik dalam bentuk materi, makanan berbuka, maupun dukungan moral, adalah wujud nyata dari rasa empati dan syukur.

Dengan berbagi, kita tidak hanya meringankan beban orang lain tetapi juga menciptakan hubungan sosial yang lebih harmonis. Semangat ini menginspirasi berbagai lapisan masyarakat untuk berkontribusi dalam aksi sosial yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar.  

Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melatih kita untuk mengendalikan ucapan dan tindakan. Menghindari ghibah, fitnah, serta kata-kata yang menyakitkan membantu kita mengembangkan sikap sabar, bijaksana, dan penuh empati.

BACA JUGA: Sering Emosi Saat Berpuasa Dibulan Ramadhan, Ini Cara Ampuh Mengatasinya

BACA JUGA:12 Sunnah Nabi untuk Pasangan Suami Istri di Bulan Ramadhan

Pengendalian diri ini juga memberikan dampak positif dalam kehidupan sosial, karena setiap kata yang diucapkan bisa mempererat atau justru merusak kepercayaan. Oleh karena itu, menjaga lisan dan perbuatan menjadi kunci dalam menyebarkan nilai-nilai kebaikan secara luas.  

Selain memperdalam ibadah, Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk mengisi hari-hari dengan kegiatan produktif. Mempelajari keterampilan baru, membaca buku inspiratif, atau mengikuti kajian keagamaan adalah cara yang efektif untuk memanfaatkan waktu dengan lebih bermakna.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan