Kok Bisa? Berikut 4 Tempat di Dunia dengan Kadar Oksigen Paling Rendah

Dataran Tinggi Tibet. Foto: Ilustrasi/ fran/ meta ai/ koranrb.id--
BACA JUGA:Fenomena Alam: Gerhana Matahari Total Jelang Lebaran, Begini Dampaknya
Dikutip dari laman mongabay, puncak Kilimanjaro di Tanzania menjadi salah satu tujuan pendakian yang paling terkenal dan menantang di dunia.
Dengan ketinggian 5.895 meter, pendaki sering kali menghadapi berbagai tantangan, termasuk penurunan kadar oksigen yang signifikan.
Dimana, gejala mabuk ketinggian, seperti sakit kepala, mual dan kelelahan, bisa muncul pada pendaki yang tidak beradaptasi dengan baik terhadap ketinggian tersebut.
Untuk mengatasi tantangan ini, penting bagi pendaki untuk melakukan aklimatisasi dengan baik, yaitu memberi waktu bagi tubuh untuk beradaptasi dengan ketinggian yang lebih tinggi.
Banyak pendaki memilih untuk mengambil rute yang lebih lambat dan menghabiskan lebih banyak waktu di ketinggian yang lebih rendah sebelum melanjutkan ke puncak.
Penduduk lokal tersebut telah beradaptasi dengan lingkungan pegunungan dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang jalur pendakian, cuaca, dan cara mengatasi gejala mabuk ketinggian.
Pendakian Kilimanjaro bukan hanya tentang mencapai puncak, namun juga tentang pengalaman, keindahan alam, dan interaksi dengan budaya lokal yang kaya.
4. Kota El Alto, Bolivia
BACA JUGA:Menyapa Bumi pada Februari 2025! Berikut 5 Fakta Unik Fenomena Parade Planet
Dikutip dari laman mongabay, El Alto, yang terletak di dataran tinggi Altiplano Bolivia, merupakan salah satu kota tertinggi di dunia dengan ketinggian sekitar 4.000 meter di atas permukaan laut.
Kondisi geografis tersebut memberikan tantangan tersendiri bagi penduduknya, terutama terkait dengan kadar oksigen yang lebih rendah akibat tekanan atmosfer yang berkurang.
Penduduk El Alto, yang sebagian besar merupakan masyarakat adat, telah menunjukkan kemampuan luar biasa dalam beradaptasi dengan lingkungan yang keras tersebut.
Adaptasi fisik, seperti peningkatan kapasitas paru-paru dan perubahan metabolisme, memungkinkan mereka untuk lebih efisien dalam menggunakan oksigen.