Program Magang ke Jepang Kembali Dibuka, Disnakertrans Provinsi Bengkulu Bakal Kirim 150 Orang

BIMBEL: Terlihat para peserta bimbel di LPK CO Serba Indo Bengkulu yang tengah belajar untuk mempersiapkan diri magang ke luar negeri beberapa waktu lalu.--RENO/RB
BENGKULU, KORANRB.ID – Tahun ini, Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Bengkulu kembali membuka program magang ke Jepang, tersedia 150 kuota bagi masyarkat Bengkulu.
Kepala Disnakertrans Provinsi Bengkulu, Dr. H. Syarifudin M.Si menerangkan program tersebut merupakan program yang diawasi langsung oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker).
Sementara kuota Provinsi Bengkulu sendiri sebanyak 150 orang.
“Kuota pendaftar minimal 190 orang, tetapi hanya 150 yang akan diberangkatkan.
BACA JUGA:Kasus Jembrana Naik Lagi, 57 Sapi di Kota Bengkulu Terjangkit, 11 Ekor Mati
Artinya seleksi akan sangat ketat, kami hanya ingin mengirim yang terbaik,” ujar Syarifudin.
Sementara untuk proses pendaftarannya sendiri akan dibuka setelah hari Raya Idul Fitri 2025 mendatang, dengan klasifikasi dan persyaratan yang cukup ketat.
Syarifudin menjelaskan program tersebut diperuntukkan bagi pemuda-pemudi asli Bengkulu dengan persyaratan memiliki jenjang pendidikan minimal Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat, berusia 18 hingga 26 tahun, memiliki sertifikat keterampilan, serta telah berdomisili di Provinsi Bengkulu minimal 2 tahun.
“Para peserta tidak hanya diuji dari segi fisik dan kesehatan, tetapi juga keterampilan teknis, pengetahuan, serta kedisiplinan,” beber Syarifudin.
BACA JUGA:Batas Akhir Pelunasan 14 Maret 2025, 93 CJH Belum Lunasi Bipih
Selain itu, calon peserta juga harus melengkapi berbagai persyaratan administrasi diantaranya seperti surat keterangan sehat, surat izin orang tua, dan dokumen pendukung lainnya.
Atas ketat dan banyaknya persyaratan yang harus dilengkapi, Syarifudin menyarankan kepada calon peserta agar mengikuti bimbingan belajar di Lembaga Pelatihan Kerja (LPK).
Pelatihan tersebut difokuskan pada penguasaan bahasa Jepang, pembentukan kedisiplinan, serta pemahaman pola hidup dan budaya kerja di Jepang.
“Pengalaman tahun lalu (2024,red) menunjukkan bahwa peserta yang mengikuti pelatihan di LPK memiliki peluang lebih besar untuk lolos seleksi. Mereka tidak hanya siap secara teknis, tetapi juga mental,” jelas Syarifudin.