Sempat Serang 54 Ekor Sapi, Penyebaran Jembrana di Kota Bengkulu Menurun Awal Februari

TERNAK: Hewan ternak Sapi yang terserang penyakit Jembrana di Kota Bengkulu menurun di awal Februari 2025.JORDI FERIZON/RB--
“Karena hanya terinfeksi dan bisa dilakukan dengan perawatan seperti memberi obat, ditambah lagi harga dari vaksin untuk penyakit Jembrana tersebut sedikit mahal yaitu sekitar Rp1 juta untuk satu botol vaksin,” ucapnya.
Untuk penekanan penyakit Jembrana tersebut pihak DKPP turun langsung ke lapangan sehingga meminimalisir adanya penularan yang baru.
“Kita lakukan pengecekan langsung lalu mengobati untuk 54 ekor sapi yang sudah terjangkit Jembrana ini, syukurnya sekarang sudah menurun dan tidak ada lagi penambahan jumlah yang terinfeksi,” tutupnya.
BACA JUGA:Anggaran Rp700 Juta Beli Mobil Patwal Baru Bupati-Wakil Bupati
BACA JUGA:Polsek Ketahun Tahan 3 Eks Karyawan Toko: Penggelapan Barang Elektronik
Diberitakan sebelumnya, meski penyebaran penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sudah mulai menurun penetapan zona merah di kawasan peternakan Bangkahan Kelurahan Teluk Sepang masih berlangsung.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bengkulu, Drh. Henny Kusuma Dewi.
Ia menerangkan kasus PMK sudah menurun, namun zona merah pada kawasan peternakan Bangkahan Kelurahan Teluk Sepang masih berlangsung.
“PMK sudah mereda karena para peternak sudah cukup telaten merawat sapi-sapi mereka,” ujarnya.
Lanjut Henny, status zona merah tersebut akibat dari meningkatnya penyakit Jembrana pada populasi hewan ternak yang berada di Bangkahan.
Henny menyebutkan sampai saat ini sudah mendapatkan 6 laporan dari peternak atas adanya penyakit berbahaya tersebut.
Ia menyebutkan sampai dengan kemarin, 1 Fabruari 2025 jumlah kematian hewan ternak yang ada di kawasan ternak tersebut sudah meningkat menjadi 13 ekor selang waktu 2 bulan berjalan yakni Desember 2024 hingga Januari 2025 lalu.
“Sudah banyak, kemarin 6 ekor yang mati, kemarin bertambah 7 ekor totalnya menjadi 13,” ujarnya.
Henny menuturkan penyakit Jembrana tersebut lebih berbahaya dari pada PMK. Selain tingkat persentase menyebabkan kematian yang tinggi, tingkat penularannya juga sangat cepat sehingga tidak jarang melihat hewan ternak yang tiba-tiba mati.
“Jembrana ini lebih berbahaya dari pada PMK, tingkat penularan cepat menyebar dan persentase kematiannya juga tinggi,” terangnya.