Kenapa Kelapa Sawit Tidak Bisa Tumbuh di Daratan Eropa? Berikut 6 Faktanya
Kelapa sawit. Foto: Ilustrasi/ fran/ ai creator/ koranrb.id--
Selain suhu, perbedaan suhu antara siang dan malam juga dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman ini.
Di daerah dengan sinar matahari yang minim, terutama di musim dingin, tanaman kelapa sawit akan kesulitan mendapatkan cahaya yang cukup untuk fotosintesis.
Cahaya matahari yang cukup tidak hanya membantu dalam proses fotosintesis, tetapi juga berperan dalam pengaturan suhu tanaman.
2. Kurangnya cahaya matahari sepanjang tahun
Dikutip dari laman European Space Agency, kelapa sawit adalah tanaman tropis yang sangat bergantung pada kondisi iklim yang hangat dan sinar matahari yang melimpah untuk pertumbuhannya.
Di kawasan tropis, kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik karena mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup sepanjang tahun.
Di Eropa, terutama di negara-negara utara seperti Norwegia dan Swedia, kondisi iklim yang dingin dan siang hari yang pendek selama musim dingin sangat tidak mendukung pertumbuhan kelapa sawit.
Tanaman ini memerlukan setidaknya 5–7 jam sinar matahari langsung setiap hari untuk melakukan fotosintesis secara optimal dan menghasilkan buah.
Ketidakcukupan cahaya matahari, terutama selama bulan-bulan musim dingin, akan menghambat proses fotosintesis dan mengurangi hasil panen.
Selain itu, suhu yang lebih rendah di Eropa juga dapat menyebabkan stres pada tanaman kelapa sawit, yang lebih menyukai suhu hangat antara 24–32 derajat Celsius.
3. Iklim yang tidak mendukung
Dikutip dari laman European Space Agency, kelapa sawit memerlukan suhu yang stabil dan kelembapan yang tinggi untuk dapat berkembang dengan baik.
BACA JUGA:7 Tanaman yang Bisa Dijadikan Obat Alami, Nomor 1 Bisa Menyembukan Asam Lambung
Oleh karena itu, wilayah yang dilewati garis ekuator, seperti Indonesia dan Malaysia, menjadi lokasi utama untuk perkebunan kelapa sawit.