PMK Mulai Teratasi, Kasus Jembrana Bertambah Lagi, Zona Merah Kawasan Bangkahan Masih Berlangsung
PENGOBATAN: Terlihat Petugas Kesehatan Hewan DKPP Kota Bengkulu pada saat menyuntikkan obat ke seekor sapi di Bangkahan Kelurahan Teluk Sepang beberapa waktu lalu. RENO/RB--
Di sisi lain Henny menyebutkan bahwa vaksin dari penyakit Jembrana tersebut juga cukup mahal harganya dibanderol diatas Rp1 juta.
Untuk itu penanganan cepat, seperti terjun ke lapangan secara langsung, guna memberikan pertolongan pertama terhadap hewan ternak yang terindetifikasi terjangkit Jembrana.
“Kurang lebih ada sekitar 30 ekor hewan ternak yang teridentifkasi terpapar Jembarana, itulah makanya kami setiap hari turun kelapangan agar menekan tingkat penyebarannya,” ungkap Henny.
Diberitakan sebelumnya, Di Kecamatan Kampung Melayu, bukan hanya ditemukan PMK yang menyerang hewan ternak.
BACA JUGA:Di Akhir Jabatan, Bupati Sapuan Teken Prasasti Gedung Perpusda Sampaikan Pesan
BACA JUGA:Kemenag Rejang Lebong Tunggu Juknis Kegiatan Selama Ramadan
Henny menuturkan hal tersebut diketahui dari adanya laporan peternak yang ada di Kecamatan Kampung melayu tepatnya berada di kawasan peternakan Bangkahan, Teluk Sepang.
Hingga saat ini jumlahnya kian bertambah, tercatat sudah 16 ekor hewan ternak yang terjangkit dengan indikasi PMK maupun penyakit jenis lainnya.
“Mendapatkan laporan itu, besoknya (Selasa, 21 Januari 2025, red) kita langsung turun ke lokasi untuk investigas penyakit, setelah turun itu kita dapatkan 14 ekor sapi terindikasi PMK,” ujar Henny.
Henny menjelaskan faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi, salah satu peternak menambah hewan ternaknya yang berasal dari luar Kota Bengkulu sebanyak 2 ekor.
Setelah 3 hari kemudian, kedua ekor sapi yang baru datang tersebut menunjukan gejala penyakit yang mengarah ke PMK seperti terdapatnya lesi alias luka pada bagian kuku, kemudian lendir yang berlebihan keluar dari mulut hewan ternak tersebut.
“Jadi ada salah satu peternak yang menambah jumlah hewan ternaknya yang berasal dari kabupaten tetangga, setelah 3 hari menunjukkan adanya indikasi PMK,” ujarnya.
Tidak disampai disitu, setelah dilakukan penelusuran ke salah satu peternak lainnya, dengn jumlah populasi 19 ekor hewan ternak miliknya sudah sebanyak 6 ekor sapi yang sudah mati.
Namun kematian dari beberapa ekor sapi tersebut tidak menujukan gejala PMK, melainkan penyakit lainnya yakni Jembrana.
“Kita diagnosa arahnya ke jemberana, karena setelah dilakukan pengecekan tidak menujukan gejala seperti PMK, mulkosa mulutnya masih bersih tidak ada ulsernya,” terang Henny.