Areal Objek Wisata Waterpark Disulap jadi Lintasan Offroad

OFFROAD: Salah satu offroader saat beraksi di lintasan offroad di kawasan objek wisata Waterpark Kabawetan--Heru Pramana Putra

Dari perencanaan awal, pembangunan waterpark membutuhkan anggaran fantastis hingga Rp70 miliar. Setidaknya, untuk melanjutkan ke tahapan pembangunan waterpark membutuhan dana setidaknya Rp50 milliar.

Meski demikian, untuk membuat watepark setidaknya bisa beroperasi setidaknya membutuhkan dana Rp1 miliar - Rp2 miliar. Hitungan tersebut dengan asumsi, pembiayaan pemasagan pipa dari sumber air sempiang yang telah dikalkulasikan mencapai Rp1 miliaran. 

Tentunya biaya tambahan, buat pendukung lainnya. "Kita sudah hitung, pemasangan saluran air dingin dari sumber air sempiang jaraknya itu 2 KM," ujar Rudi. 

BACA JUGA:Berikan Rasa Aman dan Kepedulian, Satgas Yonif 144/JY Laksanakan Patroli dan Pelayanan Kesehatan di Perbatasan

BACA JUGA:Libur Panjang, Pantai Jakat Mendadak Ramai, Ekonomi Pesisir Pantai Tutut Nikmati Untung

Untuk setidaknya mengoperasikan waterpark menurut Rudi, ada 2 opsi. Yakni, menghidupkan waterpark dengan wahana air panas dengan biaya Rp4 miliar. Atau dengan air dingin, yang setidaknya membutuhkan dana Rp2 miliar. 

Opsi lainnya, menyerahkan pengelolaan waterpark kepada pihak ketiga. Mengenai hal ini, pihaknya telah berkoordinasi dengan KPKNL, dengan pembiayaan yang sudah dikeluarkan Pemkab Kepahiang, maka setidaknya potensi PAD yang bisa dihasilkan dari pihak ketiga sebesar Rp90 juta per tahun. 

Namun, opsi yang ada tak kunjung terealisasi. Alhasil, hingga kini sebagian material yang sudah dibangun hanya teronggok tanpa bisa dimanfaatkan. Besi-besi penyangga pun, mulai berkarat karena tak disertai dengan perawatan memadai. 

Jika dibiarkan, waterpark bisa saja nantinya jadi tumpukan besi buruk atau barang rongsokan yang justru merusak pemadangan mata di kawasaan wisata kebun teh Kabawetan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan