BACA JUGA:Penyegaran Struktural, KPID Bengkulu Tetapkan Ketua Baru
Meski mengalami penurunan 9 persen dari tahun sebelumnya, nilai impor tersebut masih tetap signifikan.
“Karena itu, semoga kehadiran pabrik AC baru PT LG Electronics Indonesia dapat menekan ketergantungan terhadap impor, memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, sekaligus juga meningkatkan pasar ekspor,” kata Riza.
President of LG Electronics Indonesia, Ha Sang-chul menyatakan, pihaknya kembali mewujudkan komitmen pada peningkatan operasionalnya di Indonesia.
Genap berusia 35 tahun di Indonesia pada 2025 ini, perusahaan elektronik asal Korea Selatan tersebut mengumumkan kesiapannya dalam mengoperasikan pabrik penyejuk udara (air conditioner – AC) di Indonesia. Bakal menjadi perluasan fasilitas produksi AC-nya di dalam negeri, pabrik ini dijadwalkan bakal siap beroperasi penuh pada akhir tahun ini.
“Ini merupakan sebuah investasi strategis yang mengukuhkan langkah evolusi perusahaan dalam penciptaan lapangan pekerjaan sekaligus menjadi yang terdepan dalam proses manufaktur di dalam negeri,” papar Ha Sang-chul.
Pabrik AC LG ini akan berlokasi di Cibitung, Bekasi. Menempati area 32,000 meter persegi, dikatakan Ha Sang-chul, keberadaannya akan menjadi pusat produksi bagi AC untuk hunian maupun bagi kebutuhan bangunan komersial.
Dengan total nilai investasi awal senilai USD22 juta (Rp374 Miliar), pabrik baru ini akan memiliki kapasitas produksi awal sekitar 1,8 juta unit AC pada tahun pertamanya. Dalam rencananya, LG bakal meningkatkan kapasitas produksi hingga dua kali lipat pada tahun-tahun berikutnya.
“Kami akan menerapkan standar kualitas Korea yang sama, yang diterapkan LG bagi seluruh fasilitas produksinya di dunia. Salah satunya dilakukan dengan menerapkan pengawasan kualitas yang ketat pada setiap tahapan produksi untuk memastikan performa maksimal, efisiensi energi, dan daya tahan yang andal,” tutur Ha Sang-chul.
Kegiatan pra-pembukaan pabrik AC terbaru PT LG Electronics Indonesia juga dihadiri oleh Wakil Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Park Soo-deok, Wakil Bupati Bekasi, Asep Surya Atmaja, dan Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin, Ronggolawe Sahuri.