KORANRB.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu lakukan skrining terhadap 9 penyakit prioritas dalam rangka pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM).
Kepala Dinkes Provinsi Bengkulu, H. Moh. Redhwan Arif, S.Sos melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Ruslian, S.KM, M.Si menerangkan selain penyakit menular upaya pengendalian PTM juga ditingkatkan.
“Ada 9 penyakit prioritas yang menjadi upaya skrining yang kita lakukan untuk mengendalikan beberapa penyakit tersebut,” terangnya.
Ia menjelaskan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memberikan sebaran target untuk Dinkes Provinsi Bengkulu melakukan pengendalian terhadap berbagai penyakit tersebut.
BACA JUGA:Ikuti Uji Kompetensi Pemprov Bengkulu, 7 Pejabat Eksternal Bakal Isi Kekosongan Jabatan
Pemeriksaan atau skrining tersebut merupakan langkah yang penting dilakukan agar dapat mengetahui tingkat persentase dari berbagai penyakit tersebut bisa dikendalikan.
“Jadi ada beberapa penyakit ini memang penting dilakukan pemeriksaan agar dapat dilakukan pengendalian dan penagnanannya seperti apa,” terangnya.
Untuk pemeriksaan penyakit tekanan darah ditargetkan oleh Kemenkes sebanyak 1.423.245 orang dengan capaian 3,6 persen.
Pemeriksaan obesitas ditargetkan sebanyak 1.333,126 orang dengan capaian 3,9 persen dan pemeriksaan ganguan indera ditargetkan sebenyak 1.703.788 orang dengan capaian 3,3 persen.
BACA JUGA:Wadahi Pembinaan Kader KB, BKKBN Provinsi Bengkulu Bentuk Institusi Masyarakat Pedesaan
BACA JUGA:Festival Tabut 2025 Lebih Meriah, Gubernur Helmi: Ada Banyak Kejutan, Anggaran Capai Rp1,3 Miliar
Kemudian pemeriksaan diabetes melitus dengan target sebanyak menyentuh sebanyak 835,745 orang dengan persentase sebesar 3,2 persen.
Kemudian kanker payudara dengan target 290,079 orang sementara capai sebesar 3,0 persen.
Pemeriksaan kanker leher rahim dengan target 290,079 dengan capaian 1,2 persen, pemeriksaan jantung dengan target 85,517 orang capaian sebesar 27,3 persen, pemeriksaan PPOK dengan target sebanyak 216 orang capaian sebesar 1,6 persen.