Selain soal desain, warga juga berharap pemerintah tidak hanya fokus pada pengecatan tetapi juga melakukan perawatan rutin.
Yanto (50), pedagang kaki lima di sekitar bundaran, menekankan pentingnya pemeliharaan jangka panjang.
BACA JUGA: Ketua DPRD Parmin: Ramadan Momentum untuk Berbagi
BACA JUGA:Bupati Gusril Serahkan Bantuan WiFi Gratis, Pengentasan Blank Spot Kaur
"Bagus kalau dibuat lebih menarik, tapi jangan hanya di awal. Harus ada perawatan rutin supaya tetap terlihat rapi dan nyaman bagi warga," katanya.
Warga berharap perubahan ini tidak hanya sekadar mempercantik kota, tetapi juga memperkuat identitas sejarah Bengkulu dan peran Fatmawati dalam perjuangan nasional.
//Revitalisasi Jalan S Parman Ala Malioboro
Sementara itu, Jalan S. Parman salah satu ruas utama di Kota Bengkulu kini tengah mengalami revitalisasi besar-besaran dengan konsep ala Malioboro, Yogyakarta.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu menargetkan kawasan ini menjadi pusat ekonomi dan keramaian baru, lengkap dengan trotoar yang dipelebar, lampu hias, serta fasilitas publik yang memadai.
Banyak warga menyambut positif proyek ini, terutama mereka yang melihat potensi Jalan S Parman menjadi ikon wisata baru.
Seorang mahasiswa, Rizky (22) menilai suasana yang lebih nyaman dan menarik dapat meningkatkan daya tarik kawasan ini.
"Kalau dibuat seperti Malioboro, pasti banyak anak muda yang datang. Bisa jadi tempat nongkrong dan wisata malam baru di Bengkulu," ujarnya.
Bagi pelaku usaha di sekitar Jalan S. Parman, proyek ini membawa harapan baru.
Pedagang Kaki Lima, Vero (29) mengatakan perbaikan ini akan mendongkrak pendapatan mereka.
"Kalau semakin ramai, tentu usaha kecil seperti kami bisa ikut berkembang. Yang penting, jangan sampai pedagang kecil justru tersingkir dari tempat ini," katanya.
Namun, tidak semua warga setuju. Penebangan pohon di sepanjang jalan menjadi sorotan.