Adapun musim kawin berang-berang leher tutul berlangsung pada bulan Juni dan Juli, di mana berang-berang leher tutul jantan akan kawin dengan beberapa betina dalam kelompoknya, menunjukkan perilaku poligini.
Berang-berang leher tutul betina akan mengalami masa kehamilan selama sekitar 2 bulan.
Setelah melahirkan, berang-berang leher tutul betina dapat menghasilkan 2 - 3 ekor anak dalam satu musim kawin.
Salah satu aspek menarik dari perilaku berang-berang leher tutul adalah bahwa baik berang-berang leher tutul jantan maupun betina terlibat dalam perawatan anak-anaknya.
BACA JUGA:Pandai Menyelam, Berikut 5 Fakta Unik Berang-berang, Hewan Nokturnal si Pemakan Besar
Anak berang-berang leher tutul memerlukan waktu sekitar 12 - 16 minggu untuk mencapai tahap dewasa.
5. Status konservasi berang-berang leher tutul
Dikutip dari laman Animalia, berang-berang leher tutul menghadapi berbagai tantangan yang mengancam kelangsungan hidup mereka di alam liar.
Penurunan populasi yang tercatat dalam IUCN Red List sebagai hampir terancam menunjukkan betapa pentingnya perhatian dan tindakan konservasi untuk melindungi berang-berang leher tutul.
Adapun salah satu masalah utama yang dihadapi berang-berang leher tutul adalah kerusakan habitat akibat aktivitas manusia, seperti pertanian dan polusi industri.
BACA JUGA:Melawan Predator! Berikut 5 Fakta Unik Walabi Tammar
Dengan kehilangan vegetasi di sekitar sumber air sangat mempengaruhi ekosistem tempat berang-berang leher tutul tinggal, yang pada gilirannya berdampak pada ketersediaan makanan dan tempat berlindung bagi mereka.
Selain itu, penangkapan berang-berang ini, baik secara sengaja maupun tidak, menambah tekanan pada populasinya.
Permintaan akan kulit, daging dan bulu berang-berang leher tutul di pasar gelap menjadi salah satu faktor yang memperburuk situasi.
Sementara di Danau Victoria, persaingan dengan spesies ikan invasif juga menjadi tantangan besar.
Dimana, ikan-ikan ini tidak hanya mengurangi jumlah ikan lokal yang menjadi sumber makanan bagi berang-berang, tetapi juga mengubah dinamika ekosistem dan mengancam keberlangsungan spesies asli.