ATLAS merupakan program yang didanai oleh NASA untuk mendeteksi asteroid dekat Bumi dengan memindai langit.
Walaupun telah dilakukan beberapa pengamatan, namun perkiraan ukuran asteroid ini tidak banyak berubah karena pengukuran bergantung pada jumlah cahaya matahari yang dipantulkan oleh permukaannya.
Teleskop Webb, yang dijadwalkan untuk mulai mengamati 2024 YR4 pada awal Maret, akan memberikan data yang lebih akurat.
Dengan kemampuannya tersebut untuk melihat dalam cahaya inframerah, Webb dapat mengukur panas yang dipantulkan oleh asteroid.
Hal inilah yang akan membantu dalam memperkirakan ukuran dan karakteristiknya dengan lebih tepat.
3. Kerahkan berbagai teknologi
BACA JUGA:Tidak Kenal Musim! Berikut 5 Fenomena Alam yang Menyebabkan Timbulnya Salju
Dikutip dari laman Planetary Society, sejak awal Januari, para astronom telah aktif melacak asteroid 2024 YR4.
Mereka menggunakan berbagai observatorium terkemuka di seluruh dunia, termasuk Observatorium Magdalena Ridge di New Mexico, Teleskop Denmark dan Very Large Telescope di Chili.
Pada saat ini, asteroid tersebut berada lebih dari 30 juta mil (48 juta kilometer) dari Bumi dan terus bergerak menjauh.
Objek langit ini diperkirakan akan terlihat hingga awal April sebelum menghilang saat melanjutkan orbitnya mengelilingi Matahari.
Observatorium di Hawaii, khususnya Pan-STARRS yang terletak di gunung berapi Haleakala, Maui, juga berperan penting dalam pelacakan asteroid ini.
Pan-STARRS yang dikenal sebagai salah satu teleskop penemuan objek dekat Bumi yang terkemuka di dunia, mampu mendeteksi asteroid bahkan ketika mereka berada jauh dari Bumi.
BACA JUGA:Tapir Kesasar ke Pasar Kepahiang, Imbas Fenomena Alam dan Pengikisan Hutan
Dengan teknologi canggih yang digunakan oleh Pan-STARRS menjadi bagian integral dari upaya untuk memantau pergerakan 2024 YR4.
Dimana, teleskop-teleskop di Hawaii memiliki peran krusial dalam pertahanan planet, berkat lokasi strategis dan kemampuan teknologi yang tinggi.