Survei iktiologi yang dilakukan oleh para ilmuwan menunjukkan bahwa Chromis abadhah memiliki sejumlah karakteristik yang membedakannya dari spesies Chromis lainnya.
Adapun hal ini bisa mencakup perbedaan dalam perilaku, habitat, atau aspek morfologis lainnya yang menjadikannya unik.
BACA JUGA:Raja Ular Cokelat! Berikut 5 Fakta Unik Ular Mulga, Endemik Australia
Oleh karena itulah, penelitian lebih lanjut tentang spesies ini dapat memberikan wawasan yang lebih dalam mengenai ekologi dan peranannya dalam ekosistem laut.
Dikutip dari laman zookeys.pensoft.net, adapun salah satu ciri ikan ini adalah jumlah duri punggung yang mencapai 13, serta tidak adanya garis hitam di bagian tangkai ekor.
Dimana, nama "abadhah" sendiri memiliki makna yang mendalam, diambil dari bahasa lokal Maldives (bahasa Dhivehi), yang berarti "perpetual" dalam bahasa Inggris dan "abadi" dalam bahasa Indonesia.
BACA JUGA:Punya Sisik yang Halus! Berikut 5 Fakta Unik Ular Sanca Zaitun, Bisa Memangsa Buaya
Adapun nama tersebut tidak hanya mencerminkan tempat penemuan spesies ini, tetapi juga merupakan bentuk apresiasi terhadap The Rolex Perpetual Planet Initiative yang telah mendukung eksplorasi yang dilakukan oleh Dr. Rocha dan timnya.
3. Penyelaman menggunakan Closed-Circuit Rebeathers (CCR)
Dikutip dari laman oceanexplorer.noaa.gov, penemuan ini tidak hanya menambah keanekaragaman hayati yang diketahui, tetapi juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh ekosistem tersebut, terutama terkait dengan polusi plastik.
BACA JUGA:Menjelajah Banyak Tempat! Berikut 6 Fakta Unik Ibis Botak Selatan, Terancam Punah
Closed-Circuit Rebreather (CCR) merupakan alat yang sangat berguna untuk penyelaman dalam, memungkinkan penyelam untuk menghabiskan waktu lebih lama di kedalaman yang lebih besar dengan efisiensi yang lebih baik dalam penggunaan gas.
Hal ini sangat penting untuk penelitian ilmiah yang memerlukan pengumpulan spesimen dari lingkungan yang sulit dijangkau.
BACA JUGA:Rutin Hibernasi! Berikut 5 Fakta Unik Tikus Hazel
Pentingnya penemuan Chromis abadhah juga terletak pada fakta bahwa spesies baru ini dapat memberikan wawasan lebih dalam tentang ekosistem terumbu karang.
Dikutip dari laman Forbes, penemuan Chromis abadhah oleh Dr. Rocha di terumbu karang mesofotik Maldives mengungkapkan dampak negatif sampah manusia di kedalaman laut.