Kenaikan Harga BBM, HPMPI: Cukup Mematikan, Kalau Tidak Diimbangi dengan Pengawasan

BBM: Pasca adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia (HPMPI) minta perketat pengawasan pendistibusian. Ketua Umum HPMPI Bengkulu, Steven.--

KORANRB.ID – Pasca adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia (HPMPI) minta perketat pengawasan pendistibusian.

Diketahui PT Pertamina telah melakukan penyesuaian harga BBM umum, hal tersebut  berdasarkan dengan Keputusan Menteri (Kepmen) Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 yang merupakan revisi dari Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020. 

Penyesuaian ini berlaku untuk semua wilayah, termasuk Provinsi Bengkulu. Untuk rincian harga BBM terbaru Februari 2025 meliputi jenis minyak Pertamax seharga Rp13.500, kemudian Pertamax Turbo Rp14.650, Dexlite Rp15.250, Pertamina Dex Rp15.450, Pertamax di Pertashop Rp 13.400.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum HPMPI Bengkulu, Steven mengatakan berkenaan dengan naiknya harga BBM tersebut, diharapkan juga dengan ditingkatkannya pengawasan atau melarang penjualan BBM subsidi di kalangan masyarakat secara bebas untuk diperjualkan kembali.

“Naiknya harga ini cukup mematikan juga, kalau tidak diimbangi dengan pengawasan BBM subsidi dijual kembali dengan bebas di lapangan,” ungkap Setven. 

BACA JUGA:Di Akhir Jabatan, Bupati Sapuan Teken Prasasti Gedung Perpusda Sampaikan Pesan

BACA JUGA:Kemenag Rejang Lebong Tunggu Juknis Kegiatan Selama Ramadan

Selain itu ia juga menegaskan penyesuaian harga BBM tersebut juga harus diiringi dengan distribusi yang lebih lancar, sebab di beberapa Pertashop kerap mengalami kekosongan stok.

Menurutnya selama 2 tahun berturut-turut, kelangkaan BBM masih menjadi permasalahan utama di Bengkulu. Ia berharap, dengan adanya gubernur baru, pasokan BBM subsidi dan non-subsidi bisa lebih terjamin, sehingga kejadian seperti di Kabupaten Mukomuko tidak terulang.

“Kami mendukung kebijakan penyesuaian harga BBM oleh Pertamina, tetapi jangan sampai distribusi ke Pertashop terhambat. Masyarakat butuh kepastian, bukan hanya soal harga, tetapi juga soal ketersediaan,” ujar Steven 

Kelangkaan BBM tersebut bukan pertama kali terjadi di beberapa daerah di Bengkulu, pasokan BBM kerap tersendat terutama untuk jenis Pertalite dan Solar bersubsidi. 

BACA JUGA:Tetap Lanjut, 10 Desa di Lebong Mendaftar MT2 Tahun ini

BACA JUGA:Ganti Rugi Lahan Pengalihan Jalan Nasional, Mandek: Perluasan Bandara Mukomuko

Akibatnya antrean panjang di SPBU menjadi pemandangan sehari-hari, sementara Pertashop yang seharusnya menjadi solusi alternatif justru sering kehabisan stok.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan