Warga Minta PT TLB Pindahkan 3 Tower SUTT dari Padang Kuas Kabupaten Seluma

Rumah Rohmi, warga Desa Padang Kuas Seluma yang berdekatan dengan tower SUTT. --zulkarnain wijaya/rb

BACA JUGA:Kumpulkan Kadis, Wakil Bupati Bengkulu Utara Arie Tekankan Percepatan Pembangunan Fisik dan Prioritas

"Saya tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang bahaya SUTT, saat proses ganti rugi dulu hanya disampaikan bahwa SUTT ini aman dan tidak berbahaya, kenyataannya malah sebaliknya,”sampai Rohmi.

Diakuinya bahwa ia sudah sejak tahun 1980 tinggal didaerah tersebut, namun semenjak berdirinya tower SUTT pada tahun 2019, ia mulai merasakan dampak.

Mulai dari badan dan kepala terasa sakit, alat elektronik rusak, hingga anggota keluarga yang tersentrum secara tiba tiba, padahal saat itu sedang tidak melakukan aktifitas apapu didalam rumah.

"Apalagi kalau ada petir buk, entah bagaimana lagi kami takutnya karena dihantui rasa was was tersambar,"sampai Rohma.

Tercatat saat ini ada sekitar 38 keluarga di Dusun jalur Desa Padang Kuas menderita kerugian sebesar Rp. 155.685.000 akibat rusaknya 165 unit peralatan elektronik. 

Sementara kerusakan peralatan elektronik pada fasilitas umum di Kantor Desa Padang Kuas dan Masjid Al-Muhajirin menimbulkan kerugian sebesar Rp. 9.248.000. 

Sejumlah warga mengaku pada tahun 2019 sempat menyampaikan kepada PT TLB bahwa peralatan elektronik warga Padang Kuas telah mengalami banyak kerusakan, tetapi tidak ada respon sama sekali dari PT TLB.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Bengkulu melalui utusan dari Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu, Biro Hukum, Kesbangpol dan Dinas Lingkuhan Hidup (DLHK) Provinsi Bengkulu pada Selasa pagi 7 Januari 2025 sudah mendatangi desa yang letaknya bersebelahan dengan Kota Bengkulu tersebut.

Hasilnya, memang benar adanya pengakuan warga bahwa sejumlah barang elektronik rusak, mulai dari tv, bola lampu, antena, rice cooker, radio hingga HP. Bahkan salahsatu warga yang rumahnya berada hanya beberapa meter dari tower SUTT, yakni Rohma turut merasakan adanya dampak tersebut.

Kunjungan Pemprov tersebut juga dihadiri oleh Kanopi Hijau Indonesia (KHI), perwakilan PT. TLB, perwakilan PT. PLN, mahasiswa dan puluhan emak emak yang mengeluhkan hal serupa.

Disampaikan Kepala Dinas ESDM Provinsi Bengkulu, Donni Swabuana, ST, M. Si melalui Kabid Energi dan Ketenagalistrikan, Rozani, ST, MT. Ia membenarkan bahwa memang terlihat ada beberapa barang elektronik milik sejumlah warga mengalami kerusakan, namun itu belum dapat disimpulkan sebagai dampak dari tower SUTT milik PT TLB.

Untuk memastikan dugaan tersebut, haruslah dilakukan penelitian lebih lanjut. Rencananya dalam waktu dekat akan diturunkan tim ahli untuk memastikan dugaannya, sehingga polemik ini tuntas.

"Memang ada ditemukan barang elektronik dirumah ibu Rohma yang posisi rumahnya persis dibawah jaringan SUTT, namun belum berarti itu akibat SUTT. Untuk memastikannya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut oleh tim, untuk waktunya kisaran hingga 1 bulan ke depan,"sampai Rozani.

Sementara itu, perwakilan dari PT. TLB, Rian mengatakan bahwa sejauh ini perusahaan telah menjalankan kegiatan sesuai dengan standar operasional dan sudah disetujui oleh pemerintah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan