Harga Sembako Turun, Selisih Rp8 Ribu hingga Rp20 Ribu di Pasar Panorama

Reporter: CW Reno |

Editor: M. Rizki Amanda Lubis |

Jumat , 26 Jul 2024 - 23:13

LENGANG: Suasana di Pasar Tradisional Panorama kemarin, 26 Juli 2024 terpantau sepi pembeli yang mengampiri para pedagang kaki lima. RENO/RB--

harga sembako turun, selisih rp8 ribu hingga rp20 ribu di pasar panorama                            koranrb.id - pedagang pasar tradisional panorama mengeluhkan sepinya pembeli meski beberapa jenis sembako mengalami penurunan harga.
salah satu pedangan subaya (63) menyebutkan bahwa beberapa harga sembako yang mengalami penurunan seperti cabe, bawang merah dan daging ayam.
dibandingkan bulan lalu, komoditas sembako tersebut munurun di juli ini.
“benar harga sembako mengalami penurunan harga, seperti cabe kriting, bawang merah dan ayam namun kondisi pasar saat ini sepi pembeli,” terang subaya.
baca juga:astra motor bengkulu beri bantuan makanan tambahan bergizi
baca juga:pulau enggano miliki potensi pertanian cabai kualitas terbaik
ia mengatakan harga cabe keriting pada juni lalu rp70 ribu turun menjadi rp50 ribu.
bawang merah bulan lalu dengan harga rp40 ribu menjadi rp 30 ribu, begitu juga dengan ayam yang sebelumnya dengan harga rp38 ribu menjadi rp 30 ribu.
meski demikian, pembeli di pasar tradisional panorama dikeluhkan sepi oleh pedagang.
sepinya pembeli terpantau oleh rb jumat, 26 juli 2024 jalanan di pasar yang biasanya padat terlihat lengang.
baca juga:dorong transformasi kawasan industri generasi keempat untuk peningkatan daya saing 
baca juga:kepesertaan bpjs kesehatan mati tetap wajib dilayani untuk mendapatkan layanan kesehatan 
ditambahkan friska (35) pedagang sembako yang turut merasakan dampak sepinya pembeli di pasar tradisional panorama bahwa penghasilan pedagang ikut menurun.  
“dengan kondisi pasar yang sangat sepi seperti ini tentunya membuat saya kesulitan memenuhi kebutuhan yang lain, seperti anak-anak saat ini mulai sekolah kembali setelah libur,” keluh friska.
di samping itu menurut friska, salah satu penyebab sepinya pembeli pasca festival tabut telah berakhir awal juli lalu.
di mana saat festival tabut berlangsung banyak konsumen dari luar daerah berdatangan, membuat harga sembako naik di pasaran. namun saat ini, kata friska harga sudah normal kembali bahkan terjadi penurunan.
baca juga:kursus standar sanitasi depot air minum, pelaku usaha didorong terus hasilkan produk berkualitas
baca juga:cetak wirusaha industri baru sektor tpt dan logam untuk menopang pertumbuhan ekonomi nasional
“ya kemaren sedikit lebih mahal dari hari ini karena tabut. banyak orang dari luar daerah yang ke bengkulu dan belanja. sehingga permintaan di pasar menjadi meningkat, dan harga menjadi naik sekarang sudah pulang kampung masing masing dan harga kembali normal,” pungkas friska.