Mengapa Sungai Gangga Dinobatkan Jadi Salah Satu Sungai Terkotor Dunia? Berikut 4 Penjelasannya

Kamis 06 Feb 2025 - 11:45 WIB
Reporter : Fran Sinatra
Editor : Fazlul Rahman

Oleh karena itulah, maka penting untuk melakukan upaya konservasi hutan dan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan. 

Program reforestasi, pengurangan limbah dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem dapat membantu memulihkan kesehatan Sungai Gangga dan hutan di sekitarnya.

Dikutip dari laman United Nations Environtment Programme, Sungai Gangga, yang dikenal sebagai salah satu sungai paling suci di India, juga menghadapi tantangan besar terkait pencemaran. 

Dampak dari polusi ini sangat signifikan, baik bagi manusia maupun ekosistem yang ada di sekitarnya.

BACA JUGA:Dewan Kota Bengkulu Soroti Fenomena Anak Penjual Tisu di Jalanan

Bagi manusia, penggunaan air dari Sungai Gangga yang tercemar dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti diare, kolera dan infeksi kulit, yang disebabkan oleh bakteri dan patogen lain yang ada dalam air. 

Selain itu, bau tidak sedap yang dihasilkan dari limbah yang terakumulasi membuat lingkungan sekitar sungai menjadi tidak nyaman.

Sehingga mengurangi kualitas hidup masyarakat yang tinggal di sekitarnya. 

Walaupun banyak orang masih mandi atau berenang di sungai ini, namun tindakan tersebut sangat tidak disarankan mengingat tingginya kadar polusi.

Dampak pencemaran juga dirasakan oleh keanekaragaman hayati di Sungai Gangga. 

Terdapat beberapa spesies endemik, seperti lumba-lumba sungai Gangga dan buaya gharial, terancam punah akibat kerusakan habitat dan penurunan kualitas air. 

BACA JUGA:Mengenal Fenomena Boring Busines, Bisnis yang Membosankan Namun Untung Jangka Panjang

Polusi yang tinggi mengganggu rantai makanan dan ekosistem yang ada, sehingga mempengaruhi kelangsungan hidup spesies-spesies tersebut.

Menanggapi masalah ini, pemerintah India telah mengambil langkah-langkah untuk membersihkan Sungai Gangga. 

Investasi sebesar 4 miliar dolar AS telah dialokasikan untuk proyek pembersihan, yang mencakup pengelolaan limbah dan pengurangan ekstraksi air dari sungai. 

Selain itu, upaya reforestasi dengan penanaman hutan seluas 30 ribu hektare juga dilakukan, dengan target akhir untuk mengembalikan 135 ribu hektare lahan menjadi hutan pada tahun 2030.

Kategori :