Viral! Sayur Hasil Panen di Kepahiang Malah Dibuang, Pemilik Gudang Beri Penjelasan

Reporter: Heru Pramana Putra |

Editor: Patris Muwardi |

Selasa , 08 Apr 2025 - 23:18

SAYUR: Warga Desa Suro Muncar memungut sayur mayur hasil panen yang dibuang pemilik gudang di Desa Suro Muncar Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang, Selasa 8 April 2025.--Foto: WargaKepahiang.Koranrb.Id

Berapapun harga jual tetap diterima, walaupun kemudian harga jual di pasaran anjlok.

"Seperti sekarang, seanjlok apapun harga barang, gudang tetap menampung, risikonya seperti ini," kata Dedi.

Menurutnya, harga jual sayur mayur mulai anjlok sejak lebaran ketiga.

Dengan kondisi harga sayur mayur yang semakin tak menentu, pihaknya berharap ada kebijakan khusus dari pemerintah agar harga tetap stabil.

"Bukannya apa-apa, posisi sekarang kan masih lebaran. Sedangkan saat masa panen, petani harus tetap panen. Kalau tidak, barangnya akan rusak. Kita sebagai pemilik gudang sudah ada komitmen, wajib kita terima. Walaupun kemudian harga anjlok, itu sudah resiko kita," beber Dedi, menjelaskan alasan di balik dibuangnya sayur.

Selama ini, hasil bumi yang diterima gudangnya dikirim ke berbagai daerah. Mulai dari Jambi, Palembang, Bengkulu termasuk ke Kepahiang.

"Pastinya tak tentu, semua tergantung kebutuhan dan kesepakatan saja,’’ tutupnya

viral! sayur hasil panen di kepahiang malah dibuang, pemilik gudang beri penjelasan                            kepahiang,koranrb.id - jagad maya kembali dihebohkan dengan video sayur hasil panen malah dibuang di pinggir jalan. 
lokasi persisnya di gang proyek desa suro muncar kecamatan ujan mas kabupaten kepahiang.  hingga, selasa 8 april 2025 sisa-sisa sayur yang dibuang di pinggir jalan masih menjadi buruan warga sekitar. 
warga masih berupaya mendapatkan sayur mayur hasil panen yang masih dianggap layak untuk dikonsumsi. di lokasi, terdapat aneka sayur yang sengaja dibuang seja, senin 7 april 2025 siang. 
warga pun tampak dengan gembira memungut sayur mayur seperti, buncis, tomat, hingga mentimun di lokasi.
baca juga:merasa tak bersalah, mantan direktur rsud hd enggan kembalikan kn
baca juga:pkl diultimatum kosongkan lapak pagi ini: pastikan los di pasar kepahiang memadai 
salah satu petani desa suro muncar yang ditemui, andri mengungkapkan pembuangan sayur mayur ini dilakukan oleh pemilik gudang. 
alasannya, karena anjloknya harga sayur mayur, setelah hari raya idul fitri. 
"kalau petani tidak lah. tak mungkin petani yang buang, tambah rugi saja kita. kita juga bisa menanam sayuran kan, modalnya dari gudang," kata andri. 
disampaikan, tak kurang 3 ton sayur mayur dibuang pemilik gudang menggunakan 2 unit mobil pikap. 
"kalau dibiarkan lama di gudang kan busuk. mau dijual juga tak masuk harganya. dari pada menumpuk, jadi dibuang saja," tambah andri. 
menurutnya, sayur yang dibuang setelah harga anjlok hingga rp500 per kg. "buncis itu sempat rp500 per kg, padahal sebelum lebaran sampai rp3.000," kata andri. 
terpisah, pemilik gudang hasil bumi di desa suro muncar, dedi mengungkapkan pihaknya selaku pemilik gudang memiliki komitmen terhadap petani. 
baca juga:masih ada asn tambah libur, ini opd jadi sorotan hasil sidak bupati 
baca juga:bupati minta asn langsung aktif bekerja, program yang dianggarkan di apbd harus dinikmati masyarakat
berapapun harga jual tetap diterima, walaupun kemudian harga jual di pasaran anjlok. 
"seperti sekarang,  seanjlok apapun harga barang, gudang tetap menampung, risikonya seperti ini," kata dedi. 
menurutnya, harga jual sayur mayur mulai anjlok sejak lebaran ketiga. 
dengan kondisi harga sayur mayur yang semakin tak menentu, pihaknya berharap ada kebijakan khusus dari pemerintah agar harga tetap stabil.
"bukannya apa-apa, posisi sekarang kan masih lebaran. sedangkan saat masa panen, petani harus tetap panen. kalau tidak, barangnya akan rusak. kita sebagai pemilik gudang sudah ada komitmen, wajib kita terima. walaupun kemudian harga anjlok, itu sudah resiko kita," beber dedi, menjelaskan alasan di balik dibuangnya sayur.
selama ini, hasil bumi yang diterima gudangnya dikirim ke berbagai daerah. mulai dari jambi, palembang, bengkulu termasuk ke kepahiang. 
"pastinya tak tentu, semua tergantung kebutuhan dan kesepakatan saja,’’ tutupnya

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Rakyat Bengkulu Rabu, 9 April 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan