Perkuat Daya Saing Kakao Indonesia di Pasar Domestik dan Global

DAYA SAING: Upaya memperkuat daya saing kakao Indonesia di pasar domestik maupun global. IST/RB--

KORANRB.ID - Kementerian Perindustrian dukung dan fasilitasi kolaborasi dalam upaya memperkuat daya saing kakao Indonesia di pasar domestik maupun global. 

Kolaborasi ini diwujudkan melalui inisiatif pengembangan kakao premium Indonesia melalui transformasi sektor kakao, yang dijalankan oleh konsorsium Rainforest Alliance, Rikolto, Kalimajari, Dinas Pertanian Kabupaten Jembrana, dan Valrhona, bersama tujuh mitra koperasi sebagai penerima manfaat.

Inisiatif ini disebut sebagai Program Transforming the Cocoa Sector in Indonesia through Value Addition for Smallholders (TRACTIONS). 

Untuk mendiseminasikan program-programnya, Kemenperin dan TRACTIONS menggelar lokakarya nasional pada Rabu, 15 Januari 2025 lalu. 

BACA JUGA: Legenda Angkat Suara, MU Tak Baik-baik Saja!

BACA JUGA:Kluivert Tak Sertakan 2 Pemain Inti Timnas Era STY: Tandang ke Australia

“Kami mengapresiasi inisiatif Program TRACTIONS yang telah membantu memperkuat rantai nilai kakao sehingga berdaya saing di pasar global,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika dalam kesempatan tersebut.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengatasi tantangan dalam meningkatkan kualitas bahan baku biji kakao dan mengeksplorasi peluang pasar biji kakao premium dengan menjembatani koperasi produsen kakao ke pelaku usaha industri pengolahan kakao dan cokelat Bean to Bar (B2B). 

Lokakarya nasional ini membuka ruang diskusi dan kolaborasi para pihak dalam menjajaki kemitraan dalam peningkatan produksi biji kakao dan peluang kerjasama investasi penyediaan bahan baku kakao premium.

“Lokakarya ini menjadi momentum penting untuk membangun strategi posisi Indonesia sebagai salah satu produsen kakao di dunia. Kolaborasi antara sektor publik dan swasta sangat penting untuk memastikan bahwa kakao Indonesia tidak hanya unggul dalam kuantitas, tetapi juga kualitas yang diakui dunia,” ujar Putu.

Lokakarya nasional ini juga menjadi ajang kolaborasi Kemenperin dengan TRACTIONS untuk melaksanakan business matching antara koperasi penghasil kakao di Indonesia yang berasal dari Bali, Sulawesi, dan NTT dengan industri cokelat artisan. 

BACA JUGA:Tahun Ini 2 Irigasi Tersier Dibangun Distan 2 Kecamatan Benteng

BACA JUGA:Enggano Akan Jadi Lumbung Pangan, Cetak 1.000 Hektare Sawah Baru 2 Desa

Business matching telah mencatatkan kemitraan antara 8 (delapan) industri cokelat artisan dengan tujuh kountuk menjalin kemitraan dengan 7 (tujuh) koperasi produsen kakao untuk penyerapan bahan baku. Koperasi juga berkomitmen untuk menyediakan bahan baku biji kakao yang berkualitas dan berkelanjutan.   

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan