BENTENG,KORANRB.ID - Dari peninjauan Bupati dan Wakil Bupati Bengkulu Tengah ke SDN 23 Bengkulu Tengah beberapa waktu lalu, ditemukan ada murid kelas 5 belum bisa membaca.
Sontak ini ini menjadi perhatian serius, khusus datang dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Bengkulu Tengah.
Ketua PGRI Kabupaten Bengkulu Tengah, Supriyanto, S.Pd, MH mengungkapkan, Bupati Bengkulu Tengah langsung menghubungkan saat ada murid kelas 5 SD tidak bisa membaca.
Supri menyampaikan, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan murid SD belum bisa baca tulis. Diantaranya minat baca yang rendah.
BACA JUGA:Koordinasi ke BPJN, Dinas PUPR Usulkan Pembangunan Infrastruktur di Bengkulu Tengah
BACA JUGA: Pansel Tetapkan 5 Pasang Paskibraka Bengkulu Tengah Seleksi Provinsi
Minat baca rendah ini bisa disebabkan oleh faktor internal seperti malas, terlalu sibuk, atau kehabisan waktu dan energi.
Selanjutnya strategi membaca yang buruk juga bisa menjadi penyebab. Murid mungkin tidak memahami kalimat panjang atau menggunakan strategi membaca yang tidak efektif.
"Bisa juga disebabkan oleh lingkungan rumah dan sekolah ikut memengaruhi kemampuan membaca. Perpustakaan dan koleksi bacaan yang minim, murid mungkin lebih mudah memahami gambar daripada teks, sehingga lebih suka menonton film daripada membaca buku,’’ terangnya.
Apabila murid belum bisa membaca, tentu akan memberikan dampak terhadap yang bersangkutan. Baik itu kesulitan untuk mengikuti pelajaran maupun mengerjakan tugas-tugas sekolah yang memerlukan kemampuan membaca yang berujung tertinggal dalam pembelajaran.
BACA JUGA:Kawal Pengusutan Honorer Siluman di Lingkungan Pemkab Seluma
Untuk mengatasi siswa yang belum bisa membaca, dikatakan Suprianto bisa dilakukan dengan memastikan anak mengenal huruf dengan baik.
Juga ajak anak memahami kata yang dibaca. Belajar dengan kartu kata, perkuat pemahaman fonemik serta belajar menulis dengan cara didikte dan baca buku yang tepat.
"Tentu saja program ini melibatkan penyesuaian pembelajaran, lingkungan, dan dukungan untuk memenuhi kebutuhan individual setiap siswa,’’ terangnya