BACA JUGA:Pebalap Binaan Astra Honda Berebut Top 3 di ATC Qatar
“Di tengah tantangan dan ketidakpastian perekonomian global, Kemendag akan terus berupaya menciptakan peluang transaksi dagang untuk mendorong kinerja ekspor Indonesia. Kami berusaha untuk meningkatkan ekspor melalui berbagai strategi, termasuk membuka pasar baru dan perluasan pemanfaatan perjanjian dagang,” kata Puntodewi.
Kemendag menjalankan promosi produk Indonesia ke luar negeri melalui perwakilan perdagangan RI di luar negeri. Para perwakilan perdagangan yang terdiri atas Atase Perdagangan, Konsul Perdagangan, dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), memegang peran strategis dalam memfasilitasi pertemuan antara pelaku UMKM dan buyer di luar negeri.
Pada periode Januari-Februari 2025, total ekspor nonmigas Indonesia tercatat sebesar USD 41,18 miliar, atau naik 10,86 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024.
Beberapa produk utama ekspor nonmigas dengan nilai tertinggi pada periode tersebut, antara lain, bahan bakar mineral (HS 27) sebesar USD 5,46 miliar, lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) sebesar USD 5,08 miliar, besi dan baja (HS 72) sebesar USD 4,11 miliar, dan mesin dan perlengkapan elektrik lainnya (HS 85) USD 2,63 miliar.
Pangsa utama ekspor nonmigas Indonesia pada periode tersebut, yaitu Tiongkok, Amerika Serikat, India, dan Jepang dengan total nilai mencapai USD 18,78 miliar.
Puntodewi juga menjelaskan, pada Maret 2025, kegiatan business matching mencatatkan nilai pemesanan pembelian sebesar USD 5,09 juta. Nilai transaksi ini terdiri atas pemesanan pembelian sebesarUSD 563 ribu dan potensi transaksi USD 4,53 juta.
BACA JUGA:Ada Indikasi Oknum LLAJ Urus HGB PKL Terminal di Pasar Kepahiang
BACA JUGA:Bantuan Sambungan Listrik Gratis untuk Warga Miskin Berlanjut, Tahun Ini Kuotanya 230 Sambungan Baru
Pemesanan pembelian berasal dari Jepang untuk produk camilan kacang, minuman herbal dari daun kelor, buah beku kering, pasta ubi beku, keripik tempe, dan gerabah dengan nilai USD 489 ribu. Selain itu, pemesanan pembelian juga datang dari Arab Saudi untuk produk tempe dan kecap senilai USD 73 ribu.
Pada periode tersebut, telah terlaksana 73 kegiatan business matching yang terdiri atas 54 sesi pitching dan 19 pertemuan dengan buyer.
Business matching Maret 2025 diikuti 138 UMKM. Produk-produk yang diikutsertakan, antara lain, produk pertanian, tepung porang, bahan baku utama pembuatan sabun (soap noodle), rumah kayu untuk sanggraloka (challete), furnitur, rempah-rempah, kosmetik dan perawatan kulit, produk perikanan, kopi, produk herbal, makanan olahan, santan, dan sarang burung walet.
“Selama Maret 2025, kegiatan business matching berhasil mempertemukan pelaku UMKM Indonesia dengan lebih dari 19 buyeryang berasal dari 15 negara mitra dagang,” kata Puntodewi.
Business matching Maret 2025 juga melibatkan 18 pembina UMKM dalam mendampingi dan merekomendasikan UMKM binaan. Beberapa di antaranya, yaitu Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), PT Asuransi Asei Indonesia (ASEI), PT Pelabuhan Indonesia Persero (Pelindo), Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI Desk), UMKM go Export, Bank Jatim, Bank Syariah Indonesia (BSI), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dan Export Center.