KORANRB.ID - Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti Widya Putri mendorong pelaku usaha Uzbekistan untuk memanfaatkan InaExport sebagai pintu gerbang untuk menemukan eksportir kredibel Indonesia.
Hal ini diharapkan membuka peluang perdagangan baru yang akan semakin memperkuat kemitraan ekonomi kedua negara. Demikian disampaikan Wamendag Roro dalam Forum Bisnis Indonesia-Uzbekistan yang digelar di The Ritz-Carlton Jakarta, Selasa, 11 Februari 2025 dilansir dari siaran pers di laman kemendag.go.id.
"InaExport dikembangkan Kementerian Perdagangan sebagai hub strategis yang menjembatani eksportir Indonesia dengan calon pembeli di seluruh dunia, termasuk Uzbekistan. Platform tersebut dapat menjadi pintu gerbang pelaku usaha Uzbekistan untuk menemukan eksportir papan atas Indonesia," jelas Roro.
Roro menambahkan Inaexport menyediakan akses menyeluruh ke produk-produk Indonesia berkualitas tinggi di berbagai sektor serta memfasilitasi interaksi bisnis dan negosiasi perdagangan yang lancar.
Dengan memanfaatkan InaExport, para pelaku usaha dapat menjelajahi beragam produk siap ekspor, terhubung dengan pemasok tepercaya, dan memperoleh wawasan pasar yang berharga. Lebih lanjut, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mendorong ekosistem perdagangan dan investasi yang kuat dan dinamis.
BACA JUGA:Awal Tahun 2025, Investor Pasar Modal Lampaui 15 Juta
BACA JUGA:Hotel Santika Bengkulu Tawarkan Paket Intimate Wedding
Untuk mencapainya, Indonesia meningkatkan akses pasar melalui diplomasi ekonomi, memperkuat koneksi bisnis, dan memberikan dukungan bagi investor. Pada 2018, pemerintah Indonesia dan Uzbekistan sepakat untuk memulai pembahasan Indonesia-Uzbekistan Preferential Trade Agreement (IU-PTA).
Sebagai tindak lanjut, kedua negara sepakat untuk melakukan studi kelayakan bersama (joint feasibility study/JFS). Rencananya pada Agustus 2025, kedua negara akan meluncurkan negosiasi IU-PTA selama kunjungan kerja Menteri Perdagangan Indonesia ke Uzbekistan.
Hubungan antara Indonesia dan Uzbekistan telah terjalin cukup lama, berakar pada sejarah bersama keterlibatan diplomatik dan kerja sama ekonomi. Sejak terjalinnya hubungan diplomatik secara resmi pada 1992 silam, kedua negara terus memperkuat kerja sama mereka di berbagai sektor, termasuk perdagangan, investasi, dan pertukaran budaya.
Pentingnya kemitraan ini secara strategis tercermin dalam upaya konsisten kedua pemerintah untuk meningkatkan hubungan ekonomi bilateral, yang akan mendorong pertumbuhan dan kemakmuran kedua negara.
"Kami berharap melalui perjanjian perdagangan bilateral, kedua negara dapat meningkatkan hubungan perdagangan dan mengurangi hambatan perdagangan. Selain itu, menciptakan lingkungan bisnis yang kompetitif yang menguntungkan kedua eksportir dan investor," terang Roro.
BACA JUGA:BJB dan Bank Bengkulu Jalin Kerjasama dengan TNI AD
BACA JUGA:Dewan Bakal Sidak Alur Pelabuhan Pulau Baai, Soroti Aktivitas Tambang Batu Bara
Roro menuturkan, kedua pemerintah berupaya menciptakan iklim investasi yang lebih baik dengan menyederhanakan peraturan, memberikan insentif, dan mendorong keterlibatan business-to-business (B2B) yang lebih kuat.