KORANRB.ID - Teror tegangan tinggi dari Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batu Bara Teluk Sepang milik PT Tenaga Listrik Bengkulu (TLB) terus menghantui.
Warga Desa Padang Kuas Kecamatan Sukaraja mendesak agar 3 tower yang ada di desa mereka segera dipindahkan.
Adapun rinciannya, yakni ada dua tower di Dusun II dan satu tower di Dusun III yang dekat dengan Masjid Al Mujahirin.
Diketahui SUTT yang berada di Desa Padang Kuas tersambung dengan PLTU di Teluk Sepang, yang dialirkan menuju gardu induk yang berada di kawasan Air Sebakul Kota Bengkulu.
BACA JUGA:Siap Laporkan PT ABS ke Polres Bengkulu Selatan, FMPR Mendapat Banyak Dukungan
BACA JUGA: Minta Tambah Armada Damkar, Kasat: Idealnya 1 Kecamatan 1 Armada
Disampaikan warga setempat yakni Edi Purwono. Ia mengaku pernah menyaksikan pantulan petir dari tower SUTT Teluk Sepang yang mengakibatkan kerusakan berbagai peralatan elektronik yang sedang dalam kondisi terhubung dengan meteran Listrik di rumah warga.
Selain itu sejak tahun 2019, terjadi banyak kerusakan alat elektronik milik warga secara bersamaan dan musibah serupa terulang pada tahun 2024.
"Akibat penderitaan selama 4 tahun terakhir, kami menuntut ganti rugi atas kerusakan ratusan barang elektronik kepada PT TLB. Tidak hanya itu, kami juga menuntut pemindahan tower SUTT PLTU Teluk Sepang,” sampai Edi.
Menanggapi tuntutan tersebut, Direktur Kampanye Energi Kanopi Hijau Indonesia, Olan Sahayu mengatakan banyaknya teror yang merugikan warga diduga merupakan dampak radiasi medan magnet yang diperkirakan berasal dari SUTT.
BACA JUGA:Masalah Mess Pemda Lebong di Bandung Tak Kunjung Kelar, Terancam Batal di Lelang 2025
BACA JUGA:Hanya 2 Lokasi Wisata Masuk Target PAD di Bengkulu Utara, Sisanya Gratis
Olan menambahkan, bahwa mereka memang telah melakukan pemantauan atas keluhan masyarakat Desa Padang Kuas tersebut.
Tercatat ada 165 elektronik rusak, bahkan sudah 4 orang tersengat listrik.
Setelah mencoba didalami, ternyata saat proses masuknya SUTT di Desa Padang Kuas ternyata tidak ada proses sosialisasi disana.